15 Kesalahan Kecil Interview yang Bisa Bikin Kamu Gagal Keterima Kerja

Interview kerja adalah tahap seleksi yang sering jadi momok. Bayangan akan sosok pewawancara yang tidak dikenal, perfeksionis dan selalu menilai dalam diam, kerap menghantui. Kamu bahkan tidak pernah tahu kalau ada hal-hal kecil yang bisa dianggapnya sebagai kesalahan.

Sebenarnya, bayangan seram itu tak perlu menghantuimu. Asal, kamu melakukan persiapan dan menghindari kesalahan-kesalahan dalam proses interview. Nah, apa saja sih kesalahan-kesalahan kecil yang yang harus kamu hindari untuk interview nanti?

1. Sebelum wawancara, cek list lagi persyaratan yang perlu dibawa. Interview tanpa CV membuat wawancara garing dan tanpa nyawa

2. Selalu perbarui data CV dari waktu ke waktu. Data yang tidak update mengesankan persiapanmu terbatas pada “template” saja

Data yang lumayan fatal jika tak kamu update adalah umur, status (lajang atau menikah), dan pengalaman kerja. Sebab, ketiganya sering jadi syarat dalam melamar kerja.

3. Datang terlambat hanya akan merugikan masa depanmu. Dari situ, orang tahu kalau kamu tidak disiplin dan menghargai waktu

4. Penampilan acak-acakan harus kamu hindari. Kamu tak perlu make over habis-habisan, namun cukup kenakan busana yang bersih dan rapi

Mulailah memperhatikan kebersihan dan kerapianmu. Dari rambut yang tidak gondrong (untuk cowok), diikat atau ditata rapi (untuk cewek), mengenakan baju yang bersih dan tidak kusut, bersepatu, menggunakan ikat pinggang, dan tidak “bau matahari” (berkeringat, berbau tak sedap, makeup luntur). Tinggalkan kebiasaan jorok semasa kuliah, apalagi kalau ingin bekerja di posisi yang menuntut banyak kontak dengan pelanggan atau klien.

5. Jabatlah tangan pewawancara dengan bertenaga. Jangan lemas, tapi jangan juga terlalu kuat. Inilah semangat!

6. Saat ditanya, jangan sampai gestur tubuhmu membungkuk dan jawab ragu-ragu. Interviewer tidak akan melihat semangat kalau kamu

Jangan pula terlalu tegang dan grogi. Ini malah membuatmu semakin susah konsentrasi dan terbata-bata menjawab pertanyaan.

7. Tidak mencari tahu tentang posisi yang dilamar itu bahaya. Saat ditanya “Apa yang kamu tahu tentang posisi ini?”, kamu pasti kelabakan!

8. Asal lamar tanpa cari info bidang usahanya lebih fatal. Jangan sampai baru tahu kalau perusahaan itu tidak cocok denganmu saat wawancara

Idealnya, kamu selidiki dahulu budaya perusahaan yang dilamar. Untuk ini, bukalah situs resmi perusahaan tersebut. Biasanya, hal-hal terkait budaya perusahaan dan info lainnya akan terperinci di sana. Lantas, kamu akan tahu bagaimana tingkat kecocokanmu dengan perusahaan tersebut.

9. Terlihat menguasai semua keahlian memang terdengar mustahil. Tapi terlihat tidak bisa apa-apa juga tidak baik

Hindari sikap faking good. Sampaikan keahlianmu sesuai fakta. Misalnya, sesuai apa yang kamu jalani selama kuliah, berorganisasi, dan bekerja di tempat sebelumnya.

10. Kamu belum bergabung dengan perusahaan tersebut. Oleh karenanya, jangan terlihat terlalu banyak menuntut dari perusahaan

Pada saatnya nanti, akan ada bagian negoisasi lewat penandatanganan kontrak kerja. Soal gaji, fasilitas, dan lain-lain bisa kamu pertimbangkan di sana.

11. Tinggalkan masalah pribadi dan bersikaplah profesional. Terus memikirkan masalah saat wawancara, semakin membuyarkan fokusmu

Interviewer : “Bisa kamu jelaskan apa motivasi kerjamu di sini?”
Kamu : “Ah, iya Pak? Bisa ulangi lagi?”

Jangan sampai begitu, ya!

12. Dering handphone juga sangat mengganggu jalannya wawancara. Untuk amannya, lebih baik handphone dimatikan sebelumnya

13. Mencairkan suasana tegang sewaktu interview boleh saja. Tapi mengomentari lingkungan secara berlebihan akan membuat suasana “krik krik”

14. Jauhi menjelekkan kantor lama. Kamu bisa dicap pendendam & mungkin melakukan hal yang sama jika nanti tidak bekerja lagi di tempat lain

15. Ketahuilah tipe wawancara yang akan dilakoni. Sebenarnya, wawancara itu tidak hanya satu tipe saja

Dalam dunia kerja, setidaknya dikenal tiga macam wawancara. Ada wawancara HRD, wawancara user dan wawancara direksi. Masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Wawancara HRD biasa dilakukan oleh bagian HRD/personalia dan menyangkut tentang kepegawaian. Hal yang dikulik lebih pada apakah karaktermu cocok dengan budaya perusahaan atau tidak.

Sedangkan wawancara user dilakukan manajer atau kepala divisi dari posisi yang dilamar. Kemampuan teknis lebih banyak disinggung di sini. Terakhir, wawancara direksi yang tentunya melibatkan jajaran atas perusahaan sebagai pewawancaranya. Meski prakteknya tidak jauh berbeda dengan wawancara HRD, namun jajaran tersebut harus tahu apakah kamu dan perusahaan satu visi.

Gimana? Sudah siap untuk wawancara selanjutnya?